Kamis, 23 April 2015

Luweng Jaran, Gua Di Pacitan Ini Terpanjang Se-Indonesia

Gua-gua di Pacitan memang fenomenal. Sebut saja Gua Gong, keindahannya diakui terindah se-Asia Tenggara. Sebut pula Gua Luweng Ombo, yang merupakan gua vertikal terdalam se-Pulau Jawa. Ada lagi Gua Tabuhan dengan musikalnya yang khas sehingga menempatkannya sebagai salah satu gua terunik di dunia. Nah, ada satu lagi yang tidak kalah fenomenalnya, yaitu Gua Luweng Jaran, gua terpanjang se- Indonesia.

Untuk mencapai teras pertama Gua Luweng Jaran ini harus turun dulu 12 meter. Dari teras ini masih harus turun 25 meter lagi untuk mencapai dasar gua. Setelah itu penelusuran bisa dilakukan secara horizontal
Luweng Jaran yang terletak di Desa Jlubang Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan, selain sebagai gua terpanjang se-Indonesia, juga tercatat dalam jajaran gua-gua terpanjang di dunia. Luweng Jaran awalnya ditemukan oleh penduduk setempat. Eksplorasi pertama dilakukan tahun 1984 oleh Anglo-Australian Speleological Expedition, yang didampingi penelusur gua dari Indonesia diantaranya dari Acintyacunyata Spleleological Club (ASC) yang bermarkas di Yogyakarta. Ekspedisi pertama ini berhasil membuat pemetaan gua sepanjang 11 Km.

Untuk masuk Gua Luweng Jaran harus menggunakan peralatan dan teknik khusus semacam SRT (single rope tehnique)
Ekspedisi dilanjutkan tahun 1986, kemudian ekspedisi lanjutan tahun 1992 berhasil menembus sampai Luweng Plenthe di wilayah Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan, yang mencapai panjang total 19 Km. World Caves Database menempatkan Luweng Jaran di peringkat 118 dalam daftar gua-gua terpanjang dunia, dengan panjang 25.000 m (25 Km) dan kedalamannya 60 meter.

Pintu masuk Gua Luweng Jaran terletak di aliran sungai dan merupakan swallow hole yaitu tempat menghilangnya sungai permukaan ke dalam gua. Hal inilah yang menyebabkan Luweng Jaran sangat berbahaya jika dimasuki saat musim penghujan. Pintu masuk Luweng Jaran berupa sumuran sedalam 12 meter. Dari turunan pertama ini melewati lorong kecil menuju teras pertama. Dari teras ini kemudian turun lagi sedalam 25 meter.

Pintu masuk Gua Luweng Jaran (panah merah) tepat di aliran sungai sehingga berbahaya jika dimasuki saat musim penghujan.
Setelah turunan kedua ini selanjutnya penelusuran dapat dilakukan secara horizontal. Di turunan kedua ini juga kita akan langsung dihadapkan sebuah chamber (ruang) yang sangat besar dengan beberapa lorong. Lorong-lorong yang ada di Luweng Jaran bercabang-cabang sehingga mirip labirin yang sangat berpotensi menyesatkan penelusur gua. Salah satu lorong Luweng Jaran bahkan ada yang tembus sampai Sungai Cokel yang bermuara di Pantai Watukarung.

Penelusur gua masuk menggunakan sistem SRT. (Sumber Foto: Erwyn Kusuma/ Dinamik FT UMS)

Menelusuri Gua Luweng Jaran mensyaratkan keahlian khusus seperti Single Rope Technique (SRT) tentunya harus didukung pula oleh peralatan standar penelusuran gua. Disarankan untuk membawa peta gua atau memasang marker supaya tidak tersesat dalam kegiatan penelusuran di gua ini.

Gua Luweng Jaran termasuk dalam 13 geosite dari Geopark Gunung Sewu area Pacitan. Jadi untuk menelusur gua ini harus izin dulu dari instansi terkait yaitu Badan Kesbangpol dan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan. Tentu juga perijinan harus sampai juga ke Pemerintah Desa Setempat (Desa Jlubang).

Salah satu chamber (ruang) di Gua Luweng Jaran. (Sumber Foto: Erwyn Kusuma/ Dinamik FT UMS)
Akses menuju Luweng Jaran bisa dicapai dari jalur bus Pacitan-Solo. Sampai di pertigaan Pringkuku ikuti jalan arah ke Desa Jlubang/Sugihwaras/Dersono. Jika bertemu pertigaan yang ada patung kudanya, ikuti jalan yang ada patung kudanya. Dari sini kita harus sering bertanya kepada penduduk setempat untuk menuju lokasi Gua Luweng Jaran karena mulai masuk jalan kampung yang berbelok-belok dan banyak simpangan.

Take nothing but pictures,
Leave nothing but footprints,
Kill nothing but time.

Mari berwisata di Pacitan saja. (@rif/info@pacitan)

SHARE THIS

Author:

0 komentar: